Konsolidasi Program Teknis dan Manajemen, PSIH Laksanakan Rapat Koordinasi Lingkup PSIH
Pusat Standardisasi Instrumen Hortikultura (PSIH) melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) lingkup PSIH yang berlangsung pada Kamis-Jumat, 25-26 Juli 2024 di Hotel Aston Inn, Batu Malang, Jawa Timur dengan tema “Konsolidasi Program Teknis dan Manajemen untuk Peningkatan Kapasitas Sumber Daya serta Optimalisasi Tata Kelola Standardisasi Produk Hortikultura”. Penyelenggaraan Rakor lingkup PSIH ini sebagai tindak lanjut dari Rakor yang dilaksanakan BSIP untuk mendukung program Kementerian Pertanian (Kementan) dan penguatan pelayanan.
Rakor dibuka oleh Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Hortikultura, Husnain, M.P., M.Sc., Ph.D.. Dalah sambutannya Kepala Pusat menyampaikan saat ini dunia tengah menghadapi Triple Planetary Crisis yaitu terjadinya perubahan iklim, erosi sumber daya genetik, serta cemaran polusi dan limbah yang tentu saja berdampak besar pada sektor pertanian. Terjadinya El Nino dan kekeringan panjang menyebabkan penurunan produksi pangan dan pertanian yang mendorong kenaikan harga-harga. Ketidakseimbangan supply dan demand pada sektor pertanian jika tidak diantisipasi dengan baik akan menyebabkan krisis pangan berkepanjangan.
Resiliensi terhadap krisis pangan dan energi harus terus dibangun dengan berbagai strategi yang tepat. Saat ini, Kementan tengah berfokus pada peningkatan produksi padi sebagai bahan pangan pokok penduduk Indonesia. Strategi peningkatan produksi dilakukan dengan perluasan areal tanam melalui program optimalisasi lahan rawa, pompanisasi sawah tadah hujan, penanaman padi gogo, dan cetak sawah dengan target 3 juta Hektar. PSIH berkewajiban turut serta menyukseskan program strategis Kementan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.
Mengemban penugasan pimpinan di luar komoditas yang menjadi kewenangan PSIH tentu tidak berarti menjadi lalai untuk mengembangkan komoditas sendiri. Alhamdulillah, kemarin PSIH telah menyelesaikan pembahasan tujuh RSNI di mana dua di antaranya telah mencapai tahapan konsensus. Pengujian produk hortikultura oleh laboratorium-laboratorium lingkup PSIH juga telah berjalan dengan pembiayaan PNBP. Hal selanjutnya yang menjadi tantangan ialah bagaimana SNI hortikultura yang telah dihasilkan dapat disebarluaskan dan dimanfaatkan dengan baik oleh para stakeholders, ujarnya.
Lebih lanjut Kapus berharap bahwa peran BSIP ke depan akan semakin strategis seiring dengan bergulirnya pembahasan Renstra Kementerian Pertanian 2025-2029 yang memungkinkan bagi penguatan dan perluasan peran BSIP. Renstra yang merupakan pijakan bagi tercapainya Indonesia Emas 2045 yang diselaraskan dengan visi misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Terdapat dua prioritas nasional untuk sektor pertanian, yaitu pertama memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, serta kedua melanjutkan hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri.
Berbagai peluang semakin strategisnya peran BSIP, tentu membawa konsekuensi yang cukup besar. Tata kelola sumber daya baik sumber daya manusia, laboratorium pengujian, IP2SIP, dan sumber daya lainnya harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya untuk mendukung terbentuknya lembaga penilai kesesuaian yang terpercaya. Penatakelolaan sumber daya yang dimiliki tentu harus tetap dijalankan dalam kerangka good governance untuk menghadirkan pelayanan yang efektif dan efisien serta mendapatkan kepercayaan dari publik.
Mewujudkan tata kelola yang efektif dan efisien memang tidak mudah, apalagi di tengah terbatasnya tugas dan fungsi (tusi) serta krisis anggaran yang sedang dialami saat ini. Karena itu perlunya menumbuhkan kreativitas dan inovativitas dalam mencari jalan keluar. Pemanfaatan pendanaan program teknis oleh ICARE harus terus diupayakan dengan meningkatkan kualitas proposal. PNBP perlu dikelola dengan sebaik-baiknya. Kerjasama dengan koperasi juga dapat menjadi solusi yang efektif untuk menyelamatkan program-program teknis yang terkendala tusi dan biaya.