
Targetkan NTT Menjadi Lumbung Pangan Indonesia Timur, Rakor Percepatan Swasembada Pangan NTT Digelar
Rapat Koordinasi (rakor) Percepatan Swasembada Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Anggaran 2025 diselenggarakan pada 24 Juli 2025 di Hotel Aston Kupang. Kegiatan ini menjadi momen evaluasi program sekaligus upaya memperkuat sinergi lintas sektor untuk mempercepat pencapaian target swasembada pangan di wilayah NTT. Rakor dihadiri oleh para kepala dinas pertanian dari 22 kabupaten/kota, penyuluh pertanian, perwakilan kementerian, TNI, Polri, serta mitra terkait lainnya.
Program swasembada pangan di NTT telah berjalan selama empat bulan. Rakor kali ini menjadi langkah penting untuk meninjau progres pelaksanaan di lapangan, mengevaluasi hambatan yang dihadapi, serta mengoptimalkan kolaborasi lintas instansi.
Sebanyak 22 kabupaten di NTT menjadi wilayah target dalam program ini, yang diarahkan untuk meningkatkan produksi pangan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan, serta penguatan pangan lokal. Seluruh upaya ini ditujukan untuk menjadikan NTT sebagai lumbung pangan wilayah Indonesia Timur.
Dalam program tersebut, BRMP Hortikultura turut mengambil peran sebagai penanggung jawab kegiatan di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Ende dan Kabupaten Nagekeo. Keterlibatan aktif ini merupakan bagian dari komitmen BRMP Hortikultura dalam mendukung percepatan swasembada pangan melalui pendekatan teknis, penguatan koordinasi, dan pendampingan lapangan.
Dalam sambutannya, Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, S.Si., Apt., menyampaikan bahwa pelaksanaan program berjalan dengan baik berkat dukungan dan kolaborasi berbagai pihak. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan peluang yang dimiliki NTT secara maksimal, terutama dengan dukungan dari Kementerian Pertanian melalui penyediaan benih oleh BBPPTP serta alat dan mesin pertanian (alsintan). Di sisi lain, Pupuk Indonesia menjamin ketersediaan pupuk, sementara BMKG memberikan informasi iklim dan musim tanam secara berkala. TNI dan Polri juga menyatakan kesiapan menjadi garda terdepan dalam penguatan sektor pertanian.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT menyampaikan bahwa program swasembada pangan ini merupakan langkah konkret untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor, dengan memaksimalkan potensi lokal yang dimiliki NTT. Ia juga menyoroti pentingnya kesinambungan program melalui penguatan koordinasi, penyediaan sarana produksi, dan keterlibatan aktif petani.
Rakor ini juga menjadi forum untuk membahas tantangan teknis di lapangan, sekaligus merumuskan strategi percepatan terhadap target yang belum tercapai. Salah satu inisiatif yang didorong adalah pembentukan Brigade Pangan sebagai motor penggerak pertanian modern di NTT.
Sebagai bentuk apresiasi, tiga kabupaten yang menunjukkan progres signifikan dalam pelaksanaan program turut menerima penghargaan pada kesempatan tersebut. Salah satunya adalah Kabupaten Ende, yang merupakan wilayah pelaksanaan program swasembada pangan di bawah koordinasi BRMP Hortikultura. Penghargaan diterima langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Gadir Haji Ibrahim, sebagai Kabupaten Terbaik untuk Tim Perencanaan Kegiatan Pertanian Tahun 2025. Penghargaan ini diserahkan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, bersama dengan dua kabupaten penerima lainnya.